Metesha mengungkapkan, bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan Karo hingga kini belum menerima hasil laboratorium dari Balai Veteriner Kementerian Pertanian di Kota Medan.
“Hasil lab yang resmi belum dikeluarkan oleh Balai Veteriner Medan,” katanya.
Upaya mencegah dan menanggulangi mewabahnya virus babi, sebut Metesha, Dinas Pertanian dan Peternakan Karo terus melakukan sosialisasi di berbagai kecamatan.
“Sudah kita bentuk tim penanganan vaksin oleh penyuluh lapangan di lokasi daerah masing-masing. Dan apa bila masyarakat yang mempunyai ternak babinya mati, agar segera dikubur, bila lokasi tidak ada dapat dibuang di bin sampah yang sudah ditentukan. Jangan buang di badan jalan apalagi dibuang sembarangan,” katanya.
Metesha mengungkapkan, data ternak babi yang mati akibat hog cholera di Kabupaten Karo mencapai 1.660 ekor.
“Sementara yang tidak terdata hampir 10.000 ekor,” pungkasnya.
Sekda Karo Kamperas Terkelin Purba mengharapkan para peternak babi harus menjaga kebersihan.
“Babi yang sudah mati harus dikubur, dan sementara tidak membeli dan memasukkan babi dari luar wilayah Karo,” tegasnya. (Rep-01)