Sedangkan kawasan Utara Danau Toba sama sekali tidak ada akses cepat. Akses utama ke kawasan Utara Danau Toba yaitu Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, bagian atas dan Pakpak Bharat, juga akses utama ke wilayah Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Aceh Tengah adalah jalan Medan-Berastagi.
“Karena itulah ICK selama ini selalu menyuarakan agar pemerintah mengambil langkah-langkah penanggulangannya seperti pembangunan tol atau jembatan layang,” ujar Budi.
Dalam forum diskusi itu, Budi menyatakan kekecewaannya mengetahui bahwa Kementerian PUPR belum mengakomodir usulan pembangunan jalan tol Medan-Berastagi.
“Sungguh sangat mengecewakan masyarakat Sumatera Utara. Khususnya Ikatan Cendekiawan Karo-Sumatera Utara yang sudah melewati tahapan kelayakan studi yang dibuat oleh pakar ICK. Pada prinsipnya, ICK tetap berpendapat, mendesaknya pembangunan tol Medan–Berastagi. Target ICK, rencana jalan tol masuk dalam RPJMNAS 2019–2024. Ini sangat penting sekali, agar nantinya tidak menghambat calon investor yang berminat. Jika sekiranya anggaran tersebut belum bisa ditampung di APBN,” ungkapnya.
Dewan pakar ICK, Prof. Sukaria Sinulingga menyatakan bahwa perlunya Bupati Karo membuka kran komunikasi dengan sejumlah kabupaten tetangga, termasuk kabupaten dari Provinsi Aceh.
“Bupati agar berkomunikasi dengan sejumlah kepala daerah lainnya, agar menyatukan komitmen dan persepsi untuk mengusulkan kepada Komisi V DPR RI dan Kementerian PUPR,” ujar Sukaria.
Mantan Wakil Rektor IV USU (2005 – 2010) tersebut menegaskan, pemikiran-pemikian ICK telah terangkum dalam buku berjudul Pembangunan Karo, Perspektif Ikatan Cendekiawan Karo Sumut, yang berisi berbagai pemikiran para cendekiawan.
Dari kalangan jurnalis, Robert Tarigan mengemukakan, pentingnya pembangunan jalan tol Medan–Berastagi untuk meningkatkan daya saing wilayah utara Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.
“Seharusnya Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi progresif memperjuangkannya. Gubsu dan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah harus kompak menggedor Kementerian PUPR dan juga Presiden Jokowi, karena jalan Medan–Berastagi interkoneksi sebelas kabupaten di Sumut dan Aceh,” beber Robert.
Dia mengungkapkan isi perbincangannya dengan Kepala BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) II Medan Selamat Rasidi Simanjuntak bahwa pembangunan jalan tol membutukan biaya Rp100 miliar per kilometer. Untuk pembangunan jalan tol Medan-Berastagi dengan empat lajur, ditaksasi membutuhkan anggaran Rp8 triliun hingga Rp10 triliun.
“Bapak Selamet Rasidi Simanjuntak menjelaskan tol Medan–Berastagi bukan ditolak. Tapi, mengingat keterbatasan APBN, maka untuk saat ini belum bisa direalisasikan,” kata Robert mengutip pernyataan Kepala BBPJN II Medan. (Rep-01)