Penanganan Gempa Lombok Masuki Masa Pemulihan

Bangunan Masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB, ambruk akibat dampak gempa 7 SR, Minggu 5 Agustus 2018. [Foto Ist | Rienews.com]

Klaster Kesehatan melaporkan 21.328 pasien dampak gempa Lombok sudah ditangani oleh Tim Pelayanan Kesehatan TNI.  Jumlah pasien yang sakit dampak gempa Lombok di Kabupaten Lombok Utara terus berkurang.

Pelayanan kesehatan tetap digelar untuk memberikan layanan kesehatan dan perlindungan pada masyarakat.  Tim akan menyiapkan fasilitas kesehatan yang akan dibangun, yaitu RSUD Tanjung dan 8 Puskesmas di Lombok Utara dan 2 Puskesmas di Lombok Timur.

“Saat ini sedang memastikan ketersediaan tanah. Setelah pembangunan semi permanen, akan dikerahkan tenaga Nusantara Sehat yang biasa di daerah perbatasan untuk dikirimkan di sini. Bisa bekerja selama 6 bulan dengan tenaga medis berbagai keahlian. Ke depan, pasien tidak bisa dibiarkan di tenda karena akan memicu infeksi, sehingga harus segera dibangun semi permanen,” sebut Sutopo.

Dari klaster Pemulihan Sarana Prasana pembersihan puing dan lingkungan di jalan-jalan protokol, perempatan besar, dan konsentrasi masa, terutama di Simpang Pemenang yang perlu segera dirapikan dan diperbaiki, serta pembangunannya dipercepat. Pembersihan puing didukung 61 alat berat.

Ada sebagian warga yang tidak mau dibongkar bangunannya karena struktur bangunan masih bagus. Di beberapa tempat sudah bersih. Pembuangan puing sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah, yaitu di Gunung Sari, Griya Lingsar, Kayangan, Gangga, Pantai Montong, Pasar UKM Tanjung, Depan Kantor Camat Pamenang. Lokasi pembuangan akan terus bertambah dan akan berkoordinasi untuk mencari lokasi tersebut.

Distribusi bantuan logistik terus disalurkan. Aparat TNI dikerahkan mengirim bantuan ke desa-desa terpencil yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda 4. Banyak desa-desa di Lombok Utara dan Lombok Timur di bukit dan daerah yang aksesnya sulit sehingga dijangkau dengan sepeda motor. Bahkan ada bantuan yang diantar dgn jalan kaki.

“Di Sembelia Lombok Timur tantangannya lebih berat karena sulit dijangkau dan lebih dingin, sehingga perlu percepatan dorongan logistik ke sana,” ungkap Sutopo.

Masih terbatas distribusi bantuan ke Sembelia karena akses yang sulit, tinggi-tinggi daerahnya karena berada di perbukitan dan pegunungan, dan jauh. Sudah dikirimkan dua sorti bantuan menggunakan helicopter ke Koramil Sembelia. Bantuan daging qurban juga sudah dikirim ke Sembelia dan Sembalun.

555 Orang Meninggal

Dampak gempa telah menyebabkan 555 orang meninggal. Korban meninggal tersebar di Kabupaten Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 2 orang.

Sementara terdapat 390.529 orang masih mengungsi akibat gempa Lombok. Pengungsi tersebar di Kabupaten Lombok Utara 134.235 orang, Lombok Barat 116.453 orang, Lombok Timur 104.060 orang, Lombok Tengah 13.887 orang, dan Kota Mataram 18.894 orang. Pengungsi masih memerlukan bantuan logistik.

“Gempa susulan masih sering terjadi dengan intensitas kecil. Sampai dengan Jumat (24/8/2018) sore telah terjadi 1.089 kali gempa pascagempa. Dari 1.089 kali gempa susulan tersebut gempa yang dirasakan ada 50 kali,” sebut Sutopo. (Rep-01)