RIENEWS.COM – Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Yogyakarta, telah ditutup warga sejak 23 Maret 2019. Hal itu menyebabkan penumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta.
Peneliti Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM, Dr. Iqmal Tahir mengatakan, persoalan TPST Piyungan harus segera diselesaikan guna mencegah munculnya dampak yang lebih besar. Menurutnya, sejumlah alternatif pengelolaan sampah perlu dilakukan untuk mengatasi persoalan sampah secara menyeluruh.
Iqmal menyebutkan, TPST Piyungan sudah tidak produktif dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Sebab kapsitas TPST tersebut sudah tidak sebanding dengan volume sampah masuk setiap harinya.
“Mestinya TPST Piyungan sudah ditutup 2015 lalu karena sudah over capacity,” kata Iqmal, (29/3) di Kampus FMIPA UGM, Jumat 29 Maret 2019.
Data TPST Piyungan mencatat dalam sehari sampah yang masuk mencapai 586 ton. Iqmal menekankan perlunya Pemerintah DIY mencari solusi dengan membangun TPST baru agar dapat menampung sampah dari Kabupaten Sleman, Bantul, serta Kota Yogyakarta. Langkah lain dapat dilakukan dengan tetap menggunakan TPST Piyungan, namun dengan melakukan penambahan luasan lahan di kawasan tersebut untuk menampung sampah yang semakin banyak.
Baca Berita: