PEMILU  

Pengamat UGM, Debat Pilpres Berhasil Apabila Berlanjut Jadi Debat Publik

Suasana Debat Ketiga Pilpres, 7 Januari 2024. Foto Dok. KPU.
Suasana Debat Ketiga Pilpres, 7 Januari 2024. Foto Dok. KPU.

RIENEWS.COM – Dosen sekaligus pengamat politik UGM, Mada Sukmajati menjelaskan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan sebuah forum debat adalah ketika berlanjut pada perdebatan berikutnya usai forum itu diselenggarakan. Sebab Debat Pilpres tetaplah merupakan forum formal terbatas yang tidak bisa sepenuhnya menjadi acuan bagi masyarakat. Pelaksanaan kampanye, elaborasi program secara di luar sesi debat, bahkan track record setiap pasangan calon juga perlu menjadi pertimbangan.

“Inilah mengapa perdebatan publik lanjutan perlu terjadi,” kata Mada yang juga menjadi salah satu panelis dalam Debat Pilpres 2024 itu.

Ia menambahkan, survei tahun lalu tentang pengaruh pelaksanaan debat ternyata hanya memengaruhi sekitar 10-15 persen pilihan masyarakat. Berbeda dengan pelaksanaan debat kali ini di mana setiap putaran telah menghasilkan respons publik yang menarik. Selain itu, visi misi dan program yang dielaborasipun ternyata tersampaikan dengan baik dan diingat publik.

“Karena perkembangan teknologi informasi membuat dampak debat capres cawapres ini jauh lebih luas,” kata Mada.

Ada konten-konten dari Debat Pilpres yang direproduksi, baik oleh para pendukung, non pendukung, maupun mereka yang masih belum menentukan pilihannya, melalui media sosial yang mereka miliki. Tentu saja itu bisa memengaruhi perubahan perilaku memilih. Terutama pemilih yang dikategorikan dikategorikan sebagai undicided voters (pemilih yang belum pasti menentukan pilihannya) yang jumlahnya sekitar 30 persen.

“Angka yang tidak sedikit, sehingga saya kira mungkin perlu melihat dulu datanya sejauh mana,” ucap Mada.

Dampak signifikan adanya media sosial terbukti mampu menarik perhatian publik akan kontestasi pemilu tahun ini. Persoalannya, konten media sosial yang juga dimanfaatkan sebagai sarana kampanye menjadi sasaran empuk untuk perkembangan hoaks dan misinformasi.

Artikel lain

Alasan Jumlah Kasus TBC Tertinggi Pada 2022-2023

Bawaslu Larang Peserta Pemilu Bagi-bagi Sembako

Anggota Komisi II DPR Tegaskan Jangan Potong Hak Anggaran Petugas KPPS