WISATA  

Semak Belukar Mengganggu Akses Wisatawan ke Tongging

Terlihat kendaraan wisatawan terperosok masuk ke beram sisi kanan, saat naik menuju pulang dari wilayah Sikodon-kodon, Ahad, 16 Juni 2019. [Foto | Rienews]

Penemuan Mayat Bayi, Polisi Data Ibu Hamil dan Melahirkan

“Seharusnya Dinas Pariwisata Karo melarang anggotanya mengutip retribusi. Kalau ada iuran retribusi, mestinya pengunjung ditanya tujuannya dulu,” kata Kelvien.

Berdasarkan pantauan Rienews, semak belukar memenuhi tepi jalan yang melintasi wilayah Tongging hingga ujung Danau Toba di Desa Sikodon – Kodon. Ketinggian semak belukar diperkirakan setinggi balita. Ditambah lagi kerusakan jalan yang lumayan dalam, jalan yang sempit dan terjal membuat penguna jalan harus ekstra hati-hati.

Tidak jarang wisatawan mengalami kecelakaan di ruas jalan tersebut. Baik itu kecelakaan karena bertabrakan dengan sesama penguna jalan atau pun kecelakaan tunggal.

Padahal, Kelvien melanjutkan, alam Karo yang merupakan dataran tinggi yang diapit dua gunung aktif, Sibayak dan Sinabung menjadi tempat pelarian wisatawan baik lokal dan mancanegara, terutama ketika liburan. Wisatawan lokal yang berkunjung ke Tanah Karo memilih menghabiskan waktu ke Berastagi, dilanjutkan menikmati makan siang ke wilayah Tongging dan Desa Sikodon-kodon yang berada di Kecamatan Merek. Di Sikodon – Kodon wisatawan lokal dapat memanjakan mata dengan memandang luas aliran ujung Danau Toba yang dihiasi tambak ikan pemilik rumah makan.

“Rasanya tenang kalau sudah melihat pemandangan Danau Toba. Hilang segala beban pikiran. Menikmati alam ciptaan Tuhan sambil makan siang di pinggir danau,” ucap Kelvien.

Kelvien mengaku berasal dari wilayah Indrapura, Kabupaten Batu Bara. Dia sengaja menikmati hari libur ke wilayah Sikodon-kodon bersama keluarga, karena jarak tempuh pergi pulang dapat dilalui dalam hitungan jam. (Rep-01)