“Tidak perlu doping. Justru kalau sistem doping, tubuh tidak dalam keadaan fit, dan teraktivasi berlebihan, nantinya juga akan kontraproduktif,” imbuh dia.
Terakhir, kenali diri sendiri. Tubuh akan mengirim sinyal apabila sedang tidak fit. Jika sinyal itu mengganggu seperti kecapaian, ngos-ngosan, dan berdebar, maka patut waspada dan segera kunjungi fasilitas kesehatan.
“Semakin singkat kita memanfaatkan waktu, jantung kita tidak akan dalam keadaan yang lebih buruk,” tutur Andrianto.
Pingsan Saat Bertugas
Ketika ada anggota yang pingsan, Andrianto mengimbau untuk memeriksa terlebih dahulu nafas dan denyut nadinya. Apabila keduanya terdeteksi, pasien hanya perlu berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala selama 10 hingga 15 menit. Pasien seperti ini harus istirahat dan berlanjut pada pemeriksaan lebih detail di fasilitas kesehatan.
Kondisi tersebut akan berbeda ketika pasien berhenti bernafas dan nadi tidak terdeteksi, terlebih akibat henti jantung. Ia mengungkapkan, jika angka harapan hidup dari henti jantung sangat rendah, maka upaya penanganan harus segera terlaksana.
Artikel lain
Bawaslu Awasi TPS yang Dekat Posko Tim Pemenangan
Aksi Massa Se-Jagad di Yogyakarta Menggugat dan Adili Jokowi
Koalisi Sipil, Unsur Kecurangan Pemilu Terstruktur, Sistemastis dan Masif Terpenuhi
“Ketika upaya penyelamatan henti jantung bisa dilakukan dalam 20 menit, 1 dari 5 bisa selamat. Kalau berhubungan dengan kegawatan jantung, pembuluh darah, dan saraf, sangat berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan penanganan,” pungkas dia. (Rep-04)
Sumber: Uniar