Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, mencatat guncangan 2-3 detik yang dirasakan warga Desa Tuapaja, Kecamatan Sipora Utara. Sedangkan di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, warga merasakan guncangan gempa selama 4 – 5 detik.
“Masyarakat di Desa Simalegi bahkan sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun demikian, warga desa ini sudah kembali ke rumah masing-masing. BPBD setempat mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi gempa susulan,” kata Raditya, dalam siaran persnya.
BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai menginformasikan sejauh ini tidak ada informasi kerusakan akibat gempa.
BPBD Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, melaporkan warganya merasakan guncangan kuat saat gempa terjadi.
“Warga panik hingga keluar rumah untuk mengamankan diri. Warga merasakan guncangan kuat selama 4- 5 detik,” katanya.
Menurut Raditya, seluruh BPBD setempat telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan lintas instansi terkait.
“Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan maupun jatuhnya korban jiwa,” ujarnya.
Berdasarkan analisis peta guncangan yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, BMKG merilis guncangan yang dirasakan dengan tingkat berbeda di beberapa wilayah.
Guncangan gempa bumi Nias Barat dirasakan dalam skala MMI III-IV Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Selatan. Guncangan dirasakan hingga Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh dalam skala MMI III, Kabupaten Aceh Tengah skala dan Kabupaten Padang Lawas Utara (Sumatera Utara) merasakan guncangan gempa bumi Nias Barat dalam skala II MMI.
Dilihat dari analisis InaRISK, wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi kelas sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, dengan luas bahaya mencapai 598.000 hektar. (Red)