RIENEWS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah dan masyarakat untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan di awal tahun 2021.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, sejak 1 Januari 2020 hingga 11 Desember 2020, BNPB mencatat jumlah bencana yang terjadi mencapai 2.779.
Bencana hidrometeorologi dominan dibandingkan jenis bencana lain. Bencana banjir 1.015 kejadian, disusul angin puting beliung 842 kejadian, tanah longsor 535 kejadian, dan kekeringan 29 kejadian.
Dampak bencana banjir mengakibatkan 795.563 rumah terendam, 7.224 unit rumah rusak berat, 3.479 unit rusak sedang, dan rusak ringan 12.735 unit.
Bencana hidrometeorologi juga menyebabkan korban meninggal dunia 224 jiwa, 26 orang hilang, korban luka-luka 271 dan mengungsi mencapai 4,19 jut jiwa.
“Bencana masih berpotensi terjadi mengingat saat ini masih berlangsung musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina,” sebut Raditya dalam siaran pers kepada jurnalis, Sabtu 12 Desember 2020.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021.
Baca Berita:
Perbaikan Jalur Sungai Cegah Banjir di Kota Medan dan Deli Serdang
Lombok Utara, Kaimana dan Supiori Diguncang Gempa
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam rilisnya pada Selasa 8 Desember 2020, menyatakan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level “moderat”.
“Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari–Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021,” ujar Herizal.
Herizal menambahkan bahwa musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga April 2021.