“Perbaikan struktur pada bangunan yang rusak, misalnya pada kolom atau tiang bangunan, menggunakan sodium silikat dapat meningkatkkan ketahanan dari struktur tersebut. Sodium silikat berfungsi untuk mengurangi porositas dengan lebih merekatkan material di dalam struktur, juga dapat membuat struktur tersebut lebih tahan air,” ujarnya.
Penelitian tersebut melakukan sebuah percobaan awal sebagai demonstrasi.
“Kami membuat sebuah percobaan kecil di Laboratorium Teknik untuk melakukan pembuktian terhadap peningkatan kualitas dari struktur yang diperbaiki menggunakan campuran sodium silikat. Percobaan tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan campuran sodium silikat dan semen dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 3;4 pada struktur berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm yang rusak. Sebagai ilustrasi misalkan struktur tersebut sebelum rusak memiliki kekuatan untuk menahan daya sebanyak 30 megapascal, kemudian struktur rusak tersebut kita perbaiki dengan mengaplikasikan campuran sodium silikat dan semen. Setelah masa tunggu 28 hari dilakukan pengetesan terhadap ketahanannya dan setelah benda uji dirusak dan diperbaiki, diketahui bahwa sodium silikat dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 72 persen dari kekuatan awal 30 MPa tadi,” jelas Taufiq.
Taufiq menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan saat ini merupakan pendahuluan dan akan dikembangkan kedepannya.
“Penelitian ini baru tahap awal, saya berharap ini dapat diterapkan secara full scale ke bangunan yang berfungsi secara penuh misal pada perbaikan gedung,” ujarnya.
Paper yang ditulis oleh Taufiq tersebut dipresentasikan dalam The 2nd International Symposium on Civil and Environmental Engineering (ISCEE) di Malaysia, pada Minggu 2 Desember 2018 dan Senin 3 Desember lalu.
Paper tersebut juga berhasil meraih Best Paper Award untuk International Conference on Sustainable Construction and Structures (ISuCOS) 2018. (Red)